Dibandingkan dengan dua hari terakhir, keadaan di Damaskus, ibu kota Suriah, agak tenang Senin (9/12). Namun, Duta Besar Republik Indonesia untuk Suriah Wajid Fauzi meminta warga Indonesia di negara itu untuk tetap di rumah dan tidak keluar.
Pejuang Suriah melakukan selebrasi dengan melakukan tembakan ke atas. Mereka melakukannya dengan peluru. Ini yang mengganggu. Sebagai Duta Besar, saya meminta seluruh warga masyarakat Indonesia untuk tetap di rumah, tetap di dalam ruangan, dan jangan keluar dulu karena saya khawatir ada peluru nyasar.
Wajid menyatakan bahwa sejak Senin sore, aktivitas warga telah meningkat, meskipun jam malam tetap berlaku dari pukul 4 sore hingga 5 pagi. Kehidupan masyarakat berangsur pulih, sebagian toko dibuka kembali, dan mobil mulai memadati jalan-jalan.
Satu dari tiga tempat perlindungan WNI di Suriah yang disiapkan Kemlu Indonesia adalah Kantor KBRI. Dua tempat perlindungan tambahan ada di Latakia dan Aleppo.
Sejauh ini, kata Wajid, ada 28 WNI yang berlindung di Aleppo dan tiga di Latakia. Mereka hanyalah sebagian kecil dari lebih dari 1.100 WNI yang berada di Suriah, yang biasanya bekerja sebagai migran di rumah tangga orang-orang di sana. “Lainnya, tetap di rumah majikan,” kata Wajid.
Wajid menyatakan bahwa lebih dari seratus orang telah mendaftar untuk dievakuasi sejauh ini.
KBRI Suriah dan KBRI Lebanon bekerja sama untuk mendapatkan visa untuk WNI yang akan dievakuasi. Setelah mendapatkan visa, sekitar 30 WNI secara bertahap akan dievakuasi ke Beirut melalui jalan darat dan kemudian diterbangkan kembali ke tanah air.
Setelah pasukan oposisi menguasai Damaskus Minggu dini hari dan jatuhnya rezim Bashar Al-Assad, Suriah penuh dengan ketidakpastian.
Wajid meminta warga Indonesia mendoakan keselamatan WNI di Suriah dan mengumumkan hotline KBRI: +963 954 444 810; +963 983 493 426; dan +963 983 480 264. Semua kegiatan di KBRI ditangguhkan sampai waktu yang belum ditetapkan. [ka, ys, em]